Voice-Bengkulu.com – Kabupaten Lebong provinsi Bengkulu mempunyai banyak surga wisata yang begitu indah . menjadi destinasi baik bagi wisatawan luar maupun wisatawan lokal terlebih lagi di hari raya idul Fitri pengunjung menjadi sangat membludak bahkan di perkirakan jumlah pengunjung meningkatkan hingga ribuan persen dibandingkan hari libur biasa.
Salah satunya masjid Sulthan Abdullah yang sudah menjadi icon daerah. bahkan banyak yang mengatakan”, jangan pernah mengaku ke Lebong jika tidak berphoto di masjid yang sangat indah ini”, ujar para pengunjung.
Tetapi sayangnya masjid kebanggaan ini sangat jauh berbeda keadaan nya beberapa tahun yang lalu di saat kepemimpinan H Rosjonsyah saat menjadi bupati.
Sebagai tempat wisata religius yang dibanggakan tempat ini tidak lagi senyaman beberapa tahun silam.
Sabtu 13 April 2024 penulis berkunjung ke masjid ini terlihat di dinding masjid yang biasanya gemerlap batu granit hitam sekarang sudah banyak terlepas dan menumpuk di gudang, Di dalam lemari hanya terdapat selembar kain sarung yang bisa digunakan untuk sholat. sedangkan di struktur masjid tertulis jelas bahwa Bupati, Kapolres, Kejari sebagai dewan pembina.
Beberapa pengunjung yang berasal dari kabupaten tetangga menuturkan kepada awak media ini “, kami memang sengaja berwisata ke sini berombongan memakai celana pendek, karena dulu di sini di sediakan beberapa sarung tetapi ini hanya ada selembar terpaksa harus bergantian tidak bisa berjamaah”, ujar mereka.
Selanjutnya Team Voice-bengkulu.com berkunjung ke danau picung . Setibanya di gerbang masuk awak media ini sudah di hadang oleh beberapa pemuda yang menggunakan kalung nama panitia meminta uang retribusi sebesar Rp 25.000,00 tanpa ada karcis sedikit pun.
Lagi-lagi pewarta melihat pemandangan yang indah tetapi Amburadul dalam pengelolaan . Untuk menaiki bebek-bebek kayuh pengunjung sebelum meninggalkan dermaga dipungut biaya sebesar Rp 50.000,00 akan tetapi tidak ada regulasi yang jelas setiap pembayaran Rp 50.000,00/perahu kayuh berbentuk aneka hewan air itu untuk berapa lama , atau berapa putaran. para penyewa perahu kayuh selalu di teriaki oleh panitia melalui mikropon dengan menyebut nomor Lambung perahu bahkan ada ibu-ibu pengelola yang meneriakkan agar mengayuh perahu cepat kembali ke dermaga.
Seorang pengunjung yang berasal dari kecamatan tapus kabupaten Lebong mengatakan “, Harusnya ini menjadi perhatian dinas pariwisata dan dinas pendapatan Daerah kabupaten Lebong , kami tidak keberatan untuk bayar Rp 50.000,00 (Lima Puluh Ribu Rupiah) untuk naik bebek-bebekan itu , tetapi tentukan dengan biaya segitu untuk berapa lama pengunjung menaiki bebek-bebek an dan hendaknya pengelola tempat wisata juga profesional dengan membuat tiket pengunjung.
Related Posts
Pelaku Larikan Motor Meninggal Dunia. Klaim Asuransi Di Duga Di Tilap Oknum leasing.
LSM FAKTA INDONESIA Sebut Kepala Desa Balam Tak faham Aturan Dan Terindikasi Korupsi Dana Desa.
Weiii….!!! Ada Lagi Kantor Desa Di Lebong Tutup Di Jam Kerja.
Sekdis Pariwisata Di Duga Tak Terima Gambar Dirinya Masuk Berita.
Parahh …Oknum Pedagang Ngotot Gunakan Aset Daerah Di Duga Orang Orang Dalamnya Kadis Dan Sekdis.
No Responses